Robin Simanjuntak

Tuesday, May 29, 2007

Tetap Sadar

Mazmur 130:1-8

Bagian Firman Tuhan ini adalah nyanyian ziarah yang berisi pergumulan penulis dalam keadaan yang sedang penuh pergumulan akan keberdosaan dirinya di hadapan Allah. Suatu permohonan atau teriakan yang di tujukan kepada Allah seolah frustasi dengan kedaan dirinya.


Ada tiga poin yang bisa kita dapatkan dalam mazmur 130 ini:



  • Permohonan yang di sertai kesadaran (ayat 5-6). Ada dua hal yang dikatakan pemazmur yakni jiwanya menanti-nantikan Tuhan dan mengharapkan firmanNya. Penekanan di berikan pada ayat 6 “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi”. Konteks pengawal pada masa itu adalah mereka yang bertugas berjaga-jaga atas kota dimana mereka menjaga benteng agar tidak di kuasai oleh musuh. Para pengawal harus senantiasa aware. Dengan kata lain mereka harus senantiasa celik mata untuk melihat sekelilingnya, dan tidak terpejam sepanjang malam saat berjaga-jaga. Sikap aware ini harus di praktekan dengan mereka berdiri tegak, berkeliling ke setiap sudut dan mata mereka tajam melihat segala kemungkinan jika ada musuh datang atau ada orang yang berusaha menyusup.

  • Ajakan pemazmur untuk Israel senantiasa percaya pengampunan Tuhan (ay 7-8). Dalam ayat 7 NIV lebih menegaskan bahwa Tuhan mempunyai unfailing love dan full of redemption. Disini pemazmur menegaskan diriNya. Allah adalah kasih dan Ia memiliki sifat kasih yang di realisasikan dengan tindakan penebusan kepada umatNya.

  • Permohonan yang disertai pengharapan (ayat 3-4), suatu keyakinan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mengampuni dosa sekalipun banyak pelanggaran yang telah di perbuat oleh sang pemazmur.

    Apa yang di dapat penulis melalui saat teduh ini adalah bagaimana kita sebagai orang percaya menjalankan prinsip berdoa. Di dalam doa harus ada pengharapan, pengharapan agar doa kita di kabulkan Tuhan sekalipun demikian kita tetap bergantung pada kedaulatan Allah. Pengertian kita akan kedaulatan Allah inilah yang akan membuat kita menanti-nantikan Tuhan dan mengharapkan firmanNya. Kesetiaan untuk menanti-nantikan jawaban dari Tuhan selalu berkorelasi dengan kebergantungan yang total akan Dia. Kita harus senantiasa aware dengan keadaan diri kita yang lemah. Seringkali kita tidak sadar akan siapa diri kita atau bahkan lupa siapa kita dihadapan Tuhan.
    Iman disini berkaitan dengan berpengharapan kepada Allah. Iman Pemazmur membuatnya tetap aware dan memiliki pengharapan kepada Allah. Iman orang percaya bukanlah alat untuk mengubah Tuhan. Iman bukanlah kuasa yang sanggup mengganti rancangan Allah, tapi iman adalah berharap kepada dia dengan tidak jemu-jemu.

    Menggumuli kehendak Allah dalam hidup kita adalah suatu pekerjaan yang tidak ringan. Pencarian itu tidak akan selesai selama kita tidak bergantung pada Dia, bahkan saat kita telah bergantung totalpun pencarian itu belum selesai. Apakah saya dapat seperti pemazmur yang mengatakan jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi? Apakah selama ini Tuhan yang kunanti-nantikan dan firmanNya yang kuharapkan lebih dari kesuksesan pelayanan dan bertambahnya jiwa yang di Injili? Ini harapanku

2 Comments:

Blogger Pencipta Terapi Calistung said...

Hello bang Robin, apa kabar?

Ini dengan Thermanto. Salut buat abang Robin. Rupanya sudah mahir ya?

Senang lihat tulisannya. Tetap konsisten ya nulisnya. Banyak yang macet di tengah jalan, aktif cuma 3-6 bulan, kemudian ndak pernah di update lagi blog-nya.

Tuhan memberkati, Amen.

May 29, 2007 at 5:55 PM  
Blogger Robin Simanjuntak said...

Terima kasih sekali theo. Itu semua berkat bantuan koko theo. Ya semoga konsisten ya. Kamu juga deh semoga konsisten nulisnya sapa tau di cetak jadi SH ya nga? cuma saran saya bagusnya kalau tulisanmu ada refleksinya juga biar orang ikut terlibat dengan pergumulanmu waktu membacanya.

May 30, 2007 at 10:36 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home