Robin Simanjuntak

Wednesday, May 30, 2007

Bukan aku, tetapi Dia...

Matius 9:9-13

Bagian ini berbicara mengenai Matius pemungut cukai mengikut Yesus. Matius pemungut cukai yang di benci oleh saudara-saudara sebangsanya tiba-tiba bertemu dengan Yesus dan di panggil oleh Yesus. Ada dua kalimat Yesus yang penting dalam perikop ini.
Ayat 12 “bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang berdosa"

Ayat 13 “…. karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa”

Panggilan Yesus adalah panggilan ilahi yang memiliki otoritas. Yesus memanggil orang-orang berdosa dan orang-orang sakit. Saat Yesus memanggil Matius di rumah cukai Ia mengajak “ikutlah Aku”. Kalimat ini bersifat:
1. Suatu desakan karena bersifat present active imperative yakni kalimat perintah yang menyuruh Matius segera dengan aktif mengikuti Yesus.
2. Matius sebagai murid adalah sebagai representative atau mewakili Kristus. Dalam hal ini sifat dan keteladanan Kristus harus di ikutinya.
3. Seumur Hidup. Mengikut Yesus tidak berhenti sampai Matius mati. Panggilan Yesus adalah panggilan seumur hidup bagi orang berdosa. Panggilan Yesus membawa manusia menjadi muridNya. Panggilan khusus ini di tujukan bagi umat pilihanNya yang menyadari keberdosaannya. Orang yang merasa dirinya benar dan tidak mentaati Allah tidak mungkin meresponi panggilan Allah.

Saya adalah orang berdosa yang dipanggil oleh Tuhan. Sampai saat inipun saya tidak mengerti mengapa saya yang di panggil Tuhan. Mengapa bukan orang lain yang lebih pandai, lebih bertalenta, lebih baik sifatnya? Pada waktu saya menetapkan pilihan untuk masuk sekolah teologi dan menjadi hamba Tuhan, itu bukan keputusan yang mudah sebab masih banyak cacat cela di dalam diri saya dan saat saya menyerahkan diri itu adalah panggilan seumur hidup. Saya percaya panggilan Tuhan itu pasti dan tidak berubah, namun apakah mungkin kita yang telah berubah? Ada banyak orang yang berubah daripada saat mereka dipanggil Tuhan, entah itu motivasi yang sudah berubah, mungkin juga militansi atau spiritnya yang telah berubah ataukah theologianya yang sudah berubah. Keberhasilan dan banyaknya pujian terhadap keberhasilan seringkali membuat banyak hamba Tuhan menjadi berubah orientasi melayaninya. Banyak hamba Tuhan akhirnya berubah. Dulu mereka mengatakan bukan aku tetapi Dia, sekarang mereka berkata bukan Dia tetapi aku. Dulu sebelum bertobat si “aku” lebih bersifat duniawi tetapi sekarang si “aku” dibungkus dengan kalimat-kalimat rohani. Dulu bekerja di ladang Tuhan demi untuk kerajaanNya datang, sekarang agar kerajan ku yang muncul.

Sudah seberapa sungguh saya menjalani panggilan Allah? Apakah saya murid Tuhan yang setia? Masihkah keinginan untuk belajar itu ada dalam diri saya? Belajar untuk taat kepada Tuhan selalu.

3 Comments:

Blogger Pencipta Terapi Calistung said...

Thanks Robin, untuk tulisan ini.

Bisa jadi contoh refleksi buat saya juga.

Saran kamu udah saya ikuti. Memang sering refleksi saya tidak sempat saya buat, itu cuma jadi proses pergumulan pribadi. Sekarang udah komplit. Ibarat es campur, sekarang campurannya udah tepat. Udah ada refleksi.

Senang sekali kamu juga tulis tiap hari. Ayo, kita saling menguatkan ya?

Saya memang sengaja tidak buat comment seperti di blog kamu, karena memang misi awalnya untuk renungan pribadi saja. Tidak untuk umum. Paling cuma share pada beberapa milis, makanya tidak saya publish di google.

Namun untuk kamu sepertinya saya akan buat pegecualian. Link dengan blog kamu akan saya buat di blog saya. Masih bersifat pribadi, namun udah ada link ke blog kamu. Tulis terus ya....

God bless us.

May 30, 2007 at 3:43 PM  
Blogger Robin Simanjuntak said...

Saya juga lagi belajar terus nih. Ha ha jadi menikmati nulis padahal dulu nga bisa tuh nulis. Ya bisa saling menguatkan sangat bagus.

To justru refleksi itu lebih banyak menguatkannya karena banyak insight-insight baru yang mungkin nga kepikir orang lain.

Kamu bisa masukin link kamu nga di blog gua atau sebaliknya blog ku dimasukin ke link kamu? thx

May 31, 2007 at 9:45 AM  
Anonymous Anonymous said...

Bin, sorry karena gua nggak tau mau tulis usulan dimana, gua tulis di comment sini deh.
Di bagian setting dari blog, elu bisa atur supaya siapa aja bisa comment. Jadi anonymous juga bisa.
Soalnya dgn setting spt ini, yg bisa comment cuma yang punya google account.
Tapi memang tergantung maunya gmn juga sih.
Ok deh, keep up the good work.

June 3, 2007 at 11:12 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home