Robin Simanjuntak

Tuesday, June 12, 2007

Melaksanakan Peran

Yesaya 58:1-12

Setelah kemarin menguraikan tentang peran ganda, hari ini kita berbicara bagaimana menjalankan peran tersebut berkaitan dengan konteks pelayanan diakonia. Dalam kitab Yesaya ini di uraikan ada orang yang katanya mencari Tuhan, katanya mereka suka menghadap Allah, mereka suka berpuasa namun anehnya mereka juga suka melakukan hal-hal yang negatif atau hal yang jahat. Berarti ibadah mereka itu hanyalah kamuflase saja. Yang memanggil kita adalah Allah, dan Allah yang memanggil kita merindukan kita menjalani panggilan itu dengan melaksanakan peran kita. Inilah peran yang Allah mau bagi kita:

Yesaya 58:6-7
Supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman
Supaya engkau melepaskan tali-tali kuk dan mematahkan setiap kuk
Supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya
Supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar
Supaya engkau membawa orang-orang yang miskin ke rumahmu
Supaya jika engkau melihat orang telanjang engkau memberi dia pakaian

Melakukan peran kita dalam melayani adalah suatu vocation dihadapan Tuhan. Jika di lihat dari segi ekonomi maka pelayanan seperti ini adalah pelayanan yang kurang menguntungkan bahkan defisit. Karena defisit maka tidak banyak dari kita yang mau melakukannya. Karena secara jangka pendek atau jangka panjang itu adalah pelayanan yang sulit untuk dipertahankan apalagi di perkembangkan. Mungkin itu pula sebabnya banyak gereja atau lembaga yang kurang concern melakukan pelayanan seperti ini. Bahkan ada gereja yang kurang mau terjun dengan pelayanan seperti ini sehingga tidak menyediakan budget untuk pelayanan diakonia. Ada gereja yang tidak mau rugi secara financial dengan melakukan pelayanan seperti ini. Padahal kalau kita melihat pelayanan gereja mula-mula, para rasul sangat concern dengan pelayanan diakonia. Para rasul memilih tujuh orang untuk diangkat melakukan pelayanan diakonia sebagai salah satu peran gereja(Kisah 6:1-7), agar esensi pemberitaan Firman tidak terganggu selama melakukan pelayanan tersebut. Para rasul menjalankan 3 peran gereja yakni: diakonia (pelayanan), marturia (kesaksian), koinonia (persekutuan).

Saya mengkaitkan refleksi ini dengan keadan negara Indonesia yang memiliki garis kemiskinan yang tinggi, tingkat pengangguran yang mencapai 10 juta manusia, bayi-bayi yang mengalami mal nutrition, HIV dan AIDS yang tinggi dsb. Jika Tuhan mengijinkan saya ada proyek ke depan untuk menjalankan mandat Injil sekaligus pelayanan diakonia sebagai aspek mandat budaya. Saya teringat bagaimana para misionaris yang datang ke Indonesia, mereka bukan hanya datang membawa Injil tetapi membangun kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Saya teringat bagaimana Nomensen masuk ke tanah batak membawa pertobatan bagi orang-orang Tapanuli dan membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi warga disana. Mengutip ucapan T.B. Simatupang yang mengatakan "Tugas Kristen dalam berevolusi: gereja dan orang Kristen yang telah di tempatkan Allah dalam revolusi ini bertugas untuk memproklamasikan dan mendemonstrasikan kehadiran kerajaan Allah, mengajak manusia untuk bertobat serta meresapi peri kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dengan terang Injil itu"

Bagaimana kita menjalankan peran ganda kita, yakni panggilan secara individu dan panggilan untuk melayani? Bagaimana saya memiliki kepekaan untuk melihat manusia di sekitar saya yang masih berkekurangan? Bagaimana cara menolong mereka agar kerajaanNya datang kepada mereka? Tuhan berikan kami kepekaan dan kekuatan menolong mereka.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home