Robin Simanjuntak

Tuesday, June 19, 2007

Bagaimana????

I Korintus 13

Bagian ini merupakan suatu chiasm, salah satu gaya penulisan surat jaman itu yang berusaha memparalelkan kalimat atau perikop yang satu dengan kalimat/perikop yang lainnya dimana akhirnya ditemukan inti atau solusi suatu tulisan. Bagian ini merupakan suatu chiastic structure yang di mulai dari pasal 12 hingga pasal 14.

A Karunia-karunia rohani: rupa-rupa karunia (12)
B Kasih: yang terbesar (13)
A' Karunia-karunia rohani: Nubuat (14)

Dalam bagian ini Paulus memberikan 3 hal penting yang di ulang-ulang:
  1. Jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (ayat 1)
  2. Jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna (ayat 2)
  3. Jika aku tidak mempunyai kasih, semua yang kuberi sedikitpun tidak ada faedahnya (ayat 3)
Lalu Rasul Paulus menguraikan kasih itu apa saja.

"Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih tidak cemburu, kasih tidak memegahkan diri, kasih tidak sombong, kasih tidak melakukan apa yang tidak sopan, kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih tidak pemarah, kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, kasih tidak bersukacita karena ketidak adilan, kasih menutupi segala sesuatu, kasih percaya segala sesuatu, kasih mengharapkan segala sesuatu, kasih sabar menanggung segala sesuatu".

Ada 14 hal yang Paulus uraikan tentang kasih itu, namun dari uraian ini Paulus tidak bermaksud mendefinisikan kasih, sebab kasih tidak dapat di definisikan. Ketika kasih itu di definisikan maka kasih menjadi terbatas, padahal kasih itu tidak terbatas, kasih itu bersifat beyond karena itu di berikan oleh Allah. Allah adalah kasih dan Ia memberikan kasihNya untuk kita. Yang di pakai di dalam ayat yang ke empat ini adalah kasih agape, yakni kasih Allah.

Ketika itu banyak jemaat Korintus mempersoalkan hal karunia-karunia yang utama. hal yang mereka persoalkan adalah soal "apa" dan "berapa". Mereka mempertanyakan orang di sekitarnya apakah mereka mempunyai karunia rohani yang hebat? Jika punya, berapa banyak? Namun Paulus tidak mempersoalkan "apa" dan "berapa" karunia yang mereka miliki, namun Paulus memandang soal "bagaimananya" yang penting, yakni bagaimana kita hidup dengan jalan mengasihi Tuhan dan orang lain. Alkitab berkata: "kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu".

Hidup ini bukan sekedar "apa yang seharusnya kita lakukan" atau "berapa banyak yang sudah dan yang akan kita dapat" selama ini di dalam hidup kita, melainkan soal "how should then we lived?", soal bagaimana seharusnya kita hidup. Kita hidup harus memiliki kasih dan menjalankan kasih itu. Ini adalah hal yang prinsip. Tetapi banyak orang percaya tidak mengerti prinsip ini. Banyak orang Kristen lebih berupaya mencari dan mendapatkan banyak hal di dalam dunia dari pada memberi atau membagikan kasih Kritus. Banyak orang Kristen lebih suka memperoleh hal-hal yang tidak berguna dan yang tidak ada faedahnya daripada hal-hal yang berfaedah. Mengapa? Karena banyak di antara kita yang tidak mengerti sentral/hal utama yang seharusnya kita temukan seperti dalam chiasm rasul Paulus ini.

Bagaimanakah dengan saya? Bagaimana saya menerapkan kasih itu selama ini, terutama yang menyangkut hal-hal seperti kasih itu tidak sombong, kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih itu tidak pemarah? Hal-hal seperti ini yang masih perlu diperbaiki.

1 Comments:

Blogger RO'IEL said...

Mana tulisan selanjutnya?
Semoga bisa terus menulis di dalam kasih..ha..ha..

July 6, 2007 at 2:40 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home