Robin Simanjuntak

Tuesday, July 10, 2007

Berdoa dan bekerja

2 Tesalonika 3: 1-15


Dalam bagian ini Paulus menguraikan suratnya dalam dua hal:
  1. Permohonan. Paulus meminta dua permohonan kepada jemaat Tesalonika, yang pertama ia meminta mereka berdoa agar firman Tuhan beroleh kemajuan dan di muliakan, dan yang kedua ia meminta mereka untuk berdoa supaya Paulus, Silwanus dan Timotius terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat.
  2. Nasehat. Disini Paulus menasehati jemaat Tesalonika dalam beberapa hal:
  • Agar mereka menjauhkan diri dari orang-orang yang tidak lagi melakukan pekerjaannya dan tidak meneladani rasul Paulus (ay 6).
  • Bagi orang yang tidak mau bekerja janganlah ia makan. Selain tidak bekerja mereka ini sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna (ay10-11).
  • Jemaat di minta menandai orang yang tidak mau kerja ini dan jangan bergaul dengan mereka (ay 14).
  • Jemaat diminta tetap memndang mereka sebagai saudara bukan sebagai musuh yang harus di musuhi (Ayat 15).
Judul perikopnya adalah berdoa dan bekerja. Di era Paulus dengan setting tempat di Tesalonika jemaat itu sedang jatuh pada pendulum yang berat sebelah yakni banyak berdoa namun tidak mau bekerja. Hal ini karena mereka sedang sibuk berdoa untuk menyambut hari kedatangan Tuhan. Mereka rajin beribadah agar saat Kristus datang kedua kalinya mereka dianggap layak karena sudah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mereka anggap "rohani". Apa yang mereka anggap rohani justru bagi Paulus dianggap tindakan tidak berguna dan omong kosong belaka. Apa yang terjadi di jemaat Tesalonika pernah terjadi pula dimasa kini dalam suatu sekte bidat yang pernah berkembang di bandung atau tempat lainnya. Mereka menjual harta mereka dan meninggalkan pekerjaan mereka hanya untuk suatu pemahaman sesat yang mereka ikuti.

Sebaliknya di era sekarang, banyak orang Kristen yang jatuh pada pendulum yang lain yakni banyak bekerja namun tidak pernah berdoa. Ada yang bekerja beneran karena mereka memang sebagai pekerja keras, ada juga yang sok kerja asal kelihatan sibuk padahal kerjanya hanya mondar mandir, tetapi ada juga yang bekerja rajin tapi tidak punya sasaran, dll. Mereka yang suka bekerja ini memiliki beragam alasan. Ada yang berambisi untuk jadi orang kaya, ada yang bekerja demi untuk istri senang dan anak bisa sekolah tinggi, ada yang karena supaya hati puas sebab mereka menggunakan setiap waktu mereka itu berguna dan efektif. Namun selama mereka bekerja untuk "self" maka pekerjaan merekapun tidak ada gunanya. Maka banyak diantara mereka sangat kurang berdoa, ataupun jika mereka berdoa itu hanyalah alat agar Tuhan memberkati usaha atau pekerjaan mereka. Ada perusahaan yang memakai semboyan "Berdoa dan Bekerja", namun betulkah itu di jalankan dengan tujuan, motivasi dan cara yang benar? bisa ya bisa juga tidak.

Yang terbaik adalah berdoa dan bekerja dengan paradigma Alkitab. Rajin berdoa agar kita peka apa yang Tuhan mau kita kerjakan, dan kita bekerja agar Tuhan dipermuliakan lewat apa yang kita kerjakan. Prinsip yang dipakai disini bukanlah keseimbangan doa dan kerja dalam kaitan waktu yakni membagi 50%-50% antara berdoa dan bekerja, bukan pula soal memprioritaskan yang mana misalnya jika sedang sibuk maka prioriatasnya bekerja dan berdoa dikurangi atau sebaliknya jika kurang sibuk maka prioritasnya adalah banyak berdoa. Prinsipnya adalah totalitas yang saling mengkait satu dengan yang lainnya.

Pertanyaan renungan bagi saya. Sudah seberapa sungguh saya berdoa dan menggunakan waktu doa dengan efektif? Apakah pekerjaan yang saya lakukan sudah sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki? Apa saja yang perlu di tingkatkan?

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home